BAB 3
MULTI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
1. Pengertian
Multimedia
terbagi menjadi dua kategori, yaitu multi media linier dan multimedia
interaktif. Multi media linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi
dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh para pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multi
media interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol
yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh media interaktif adalah
pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain lain.
2. MANFAAT
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Manfaat
media pembelajaran , yaitu:
1. Memperbesar
benda yang sangat kecil yang tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri
electron dan lain lain.
2. Memperkecil
benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti
gajah, rumah, gunung dan lain lain.
3. Menyajikan
benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,
seperti system tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya palanet mars,
berkembangnya bunga dan lain lain.
4. Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, salju, dan lain lain.
5. Menyajikan
benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau,
racun, dan lain lain.
6. Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa.
3. KARAKTERISTIK
MEDIA DALAM MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Sebagai
salah satu komponen system pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia
pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan,
materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Karakteristik
multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memiliki
lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan
visual
2. Bersifat
interaktif, dalam pengertian memilik pengertian untuk mengakomodasi respon
pengguna.
3. Bersifat
mandiri, dalam pengertian memberiakn kemudahan dan dapat kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
4. FORMAT
MULTIMEDIA PEMBELAJRAN
Format
sajian multimedia pembelajran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok
sebagai berikut:
a. Tutorial
b. Drill
dan practice
c. Simulasi
d. Percobaan
atau eksperimen
e. Permainan
5. KUALITAS
PEMBELAJARAN
Kualitas
dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara defenitif
efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
atau sasarannya (Etzioni, 1964). Efektivitas ini sesungguhnya suatu konsep yang
lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Dengan demikian efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas, akan
tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan
yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977).
UNESCO
(1996) menetapkan empat pilar yang harus diperhatikan secara sungguh- sungguh
oleh pengelolah dunia pendidikan, yaitu:
1) Belajaran
untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning
to know)
2) Belajaran
untuk menguasai keterampilan (learning to
do)
3) Belajar
untuk hidup bermasyarakat (learning to
live together)
4) Belajar
untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning
to be)
6. DAMPAK
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Pertama, berkaitan
dengan orientasi filosofi. Ada dua masalah orientasi filosofi yang muncul
akibat penerapan teknologi multimedia ini yakni masalah yang berasal dari kaum
objektivis dan yang berasal dari pandangan kaum konstruktiv. Kaum objektivis
menilai desain multimedia sebagai sesuatu yang sangat riil yang dapat membantu
pendidikan siswa menuju kepada tujuan yang diharapkan (Jonassen, 1991).
Sebaliknya kaum konstruktivis berpendapat bahwa pengetahuan hendaklah dibentuk
oleh siswa sendiri berdasarkan penafsirannya terhadap pengalaman dan gejala
hidup yang dialami (Merril, 1991).
Kedua, berhubungan
dengan lingkungan belajar. Lingkungan belajar multimedia interaktif dapat
dikategorikan dalam tiga jenis yakni lingkungan belajar preskriptif,
Demokratis, dan sibernetik (Schwier, 1993). Masing – masing lingkungan belajar
memiliki orientasi dan kekhasan sendiri- sendiri.
Ketiga, berhubungan
dengan desain instruksional, pada umumnya desain pembelajaran multimedia dibuat
berdasarkan besar kecilnya kontrol siswa atas pembelajarannya.
Keempat, berkaitan
dengan umpan balik. Sifat dari umpan balik dalam pembelajaran multimedia sangat
bervariasi tergantung pada lingkungan di mana multimedia itu di gunakan. Dalam
lingkungan belajar preskriptif, umpan balik sering mengambil bentuk koreksi dan
deteksi terhadap kesalahan yang dibuat.
7. PENINGKATAN
KUALITAS PEMBELAJARAN
Perbaikan
kualitas pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas proses pembelajran,
pengadaan buku paket dan buku bacaan atau buku referensi, serta alat- alat
pendidikan/pembelajran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dilakukan
melalui in-service training guru yang
sasarannya adalah meningkatkan penguasaan landasan kependidikan, materi
pembelajaran (subject matter), metode
dan strategi mengajar, pembuatan dan penggunaan alat pembelajran, serta
evaluasi pembelajran.
Sumber :
Daryanto. (2010). MEDIA PEMBELAJARAN Peranannya Sangat
Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyajarta: GAVA MEDIA.
0 komentar:
Posting Komentar